Beranda | Artikel
Tanda-Tanda Kebahagiaan
Rabu, 9 April 2014

Segala puji bagi Allah, yang mencurahkan segala nikmat, yang menetapkan takdir, dan yang menerima taubat. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada hamba dan rasul-Nya, sang pembawa lentara hidayah kepada segenap manusia. Amma ba’du.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, kebahagiaan adalah perkara yang didambakan oleh setiap insan. Tidak ada seorang pun melainkan menginginkannya. Tapi, seperti ungkapan sebagian ulama, “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan namun tidak mendapatkannya.” Dan juga seperti ungkapan penyair, “Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila, akan tetapi Laila sama sekali tidak mengakui ucapan mereka.”

Bahagia, hanya akan bisa diraih dengan menempuh jalannya. Bahagia hanya terwujud tatkala kita mengerti hakikat kebahagiaan yang sejati dan berjuang sekuat tenaga untuk menggapainya, dengan pertolongan Allah semata. Diantara tanda-tanda kebahagiaan itu adalah sebagaimana yang ditorehkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah di bagian awal risalahnya al-Qawa’id al-Arba’, dalam untaian doa nan indah dan bermakna :

أسأل الله الكريم رب العرش العظيم أن يتولاك في الدنيا والآخرة، وأن يجعلك مباركاً اينما كنت، وأن يجعلك ممن إذا أعطي شكر، وإذا ابتلي صبر، وإذا أذنب استغفر، فإن هؤلاء الثلاث عنوان السعادة.

“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Mulia, Rabb penmilik Arsy yang agung, semoga Allah melindungi dan menolongmu di dunia dan di akhirat. Dan semoga Allah menjadikan dirimu diberkahi dimana pun kamu berada. Dan semoga Allah menjadikanmu apabila diberi bersyukur, apabila diberikan ujian/musibah maka bersabar, dan apabila terjerumus dalam dosa menjadi orang yang terus beristighfar. Karena sesungguhnya ketiga perkara ini adalah tanda-tanda kebahagiaan.”

[sumber : al-Qawa’id al-Arba’]

Ya, inilah tanda-tanda kebahagiaan itu; mendapatkan pertolongan Allah, menjadi orang yang diberkahi, menjadi orang yang bersyukur atas nikmat, menjadi orang yang sabar ketika tertimpa musibah, dan menjadi orang yang bertaubat dari dosa.

Bukankah, apabila kita lihat banyak manusia yang kehilangan tanda-tanda ini di dalam dirinya. Mereka bersandar kepada dirinya sendiri, bukan kepada Allah. Mereka tidak mendatangkan kebaikan dan manfaat, baik untuk dirinya sendiri demikian pula tidak berfaidah bagi orang lain. Mereka tidak bersyukur kepada Allah, padahal nikmat-Nya tidak henti-hentinya mereka rasakan di dalam hidup. Mereka tidak bersabar atas musibah yang menimpa, padahal dengan musibah itulah dosa-dosa mereka terhapus dan kedudukan mereka akan meninggi di hadapan Rabbnya. Mereka pun tidak bertaubat dari dosa.

Segala puji bagi Allah, yang masih melimpahkan kepada kita bimbingan dan petunjuk kepada kebenaran. Petunjuk yang sangat berharga, petunjuk kepada ilmu, iman, dan ketaatan. Tidakkah kita menyadarinya? Begitu mudahnya ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghampiri sudut-sudut kehidupan kita; melalui lantunan murottal, melalui siaran radio, melalui ceramah agama, melalui khutbah jum’at, melalui kajian-kajian, melalui buletin-buletin, melalui website dakwah, melalui sms nasihat, dan lain sebagainya. Mengapa kita tidak mensyukurinya?

Saudaraku -semoga Allah merahmatimu- kehidupan di alam dunia ini sementara saja. Kita hanya berteduh dan istirahat sejenak, kemudian kita akan pergi meninggalkannya. Akhirat ada di hadapan kita, akhirat menyongsong para pejuang kehidupan; mereka yang menghiasi dirinya dengan iman dan amal salih, mereka yang lebih mendahulukan akhirat daripada dunia. Orang-orang yang menapakkan kaki di dunia namun hatinya bergantung di akhirat.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata, “Jadilah kalian putra-putra akhirat, dan janganlah kalian menjadi putra-putra dunia.” Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan [kebahagiaan] akhirat itu di sisi Rabbmu adalah hanya diberikan kepada orang-orang yang bertakwa.” Sebagian salaf berpesan kepada anaknya, “Wahai anakku, bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjaganya.”

Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Berbekallah kalian, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertakwa.” Allah juga berfirman (yang artinya), “Seandainya para penduduk negeri itu beriman dan bertakwa niscaya Kami bukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi…”

Takwa kepada Allah, sebagaimana dikatakan oleh Thalq bin Habib rahimahullah, adalah melakukan ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah dengan mengharapkan pahala dari Allah, dan meninggalkan maksiat kepada Allah di atas cahaya dari Allah dengan merasa takut akan hukuman Allah. Inilah takwa.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar maka Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Barangsiapa bertakwa kepada Allah maka Allah akan berikan kepadanya jalan keluar, dan Allah akan berikan kepadanya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” Allah juga berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah pasti mencukupinya.”

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Dan hal itu tidak ditemukan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, dia pun bersyukur. Maka itu baik baginya. Dan apabila dia tertimpa kesusahan maka dia bersabar. Maka itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar; yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah, dan kami juga akan kembali kepada-Nya’. Mereka itulah orang yang akan mendapatkan salawat dari Rabb mereka dan rahmat. dan mereka itulah orang-orang yang diberikan hidayah.” (QS. al-Baqarah)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu mengatakan, “Sabar di dalam iman laksana kepada bagi anggota badan. Tidak ada iman pada diri orang yang tidak punya kesabaran.” Walaupun terasa pahit dan berat, namun sabar memiliki buah yang sangat indah dan bermanfaat. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Bersabarlah kamu, dan tidaklah kesabaranmu itu kecuali dengan pertolongan dari Allah.” Allah juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya akan disempurnakan pahala bagi orang-orang yang sabar itu dengan balasan yang tanpa batasan.”

Dengan demikian musibah dan bencana bisa berubah menjadi ganjaran dan pahala. Inilah keadaan orang beriman. Orang yang membekali diri dengan akidah yang benar dan keimanan yang jujur kepada Allah. Berbeda keadaannya dengan orang yang tidak beriman atau tidak melandasi hidupnya dengan akidah yang benar. Kesenangan dan nikmat yang didapatkannya justru berubah menjadi petaka dan bencana. Sebagaimana dikatakan oleh Malik bin Dinar rahimahullah, “Setiap nikmat yang tidak membuatmu semakin bertambah dekat kepada Allah, maka itu adalah bencana.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua buah nikmat yang banyak orang tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan betapa sedikit diantara hamba-hamba-Ku yang pandai bersyukur.” Allah juga berfirman (yang artinya), “Ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan ingat kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.” (QS. al-Baqarah)

Mudah-mudahan Allah menjadikan kita termasuk golongan orang yang berbahagia. Mendapatkan taufik dan bantuan dari-Nya. Mendapatkan keberkahan dan menebar kebaikan dimana pun kita berada. Selalu mensyukuri nikmat Allah, bersabar menghadapi musibah, dan bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai segenap kaum beriman, mudah-mudahan kalian beruntung.”

Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/tanda-tanda-kebahagiaan/